Sebait Doa Untuk Sepasang Merpati
Di ujung fajar sana sedang ada yg menantikan matahari terbit. Akan ada sepasang merpati yg mengikrarkan janji untuk hidup semati. sepasang merpati yang akan terbang mengepakkan sayapnya meraih RidhoNya. Melafalkan nama Allah dalam sebuah pernikahan. Seharusnya aku ada disana menemanimu menatap fajar dan menantikan matahari terbit. menghitung setiap detik yang berjalan, menunggu waktu yang dinantikan sejak lama. seharusnya aku ada disampingmu menghela napas bersama untuk mengurangi rasa gugup ketika acara dimulai. Menyaksikan kata kabiltu terucap dari lelaki gagah yang kau nanti diujung pengharapanmu.
Namun tak mengapa, kita masih berada di bumi yang sama. Menikmati fajar yang sama. Bahkan akupun masih bisa merasakan hal yang sama seperti dirimu. Biar ku titipkan sebait doa ke kepada matahari untuk dua insan yang akan membuka pintu gerbang pernikahan.
Wahai sahabatku, biarpun kelak kau tak ubahnya berstatus istri tapi kau tetap sahabatku. Meski kau dan aku mempunyai identitas yang berbeda namun hati kita tetap sama, sebagai sepasang sahabat. Mungkin jika aku berpikir akan menjauhimu karena statusmu aku akan kehilangan kepingan kenangan yang pernah kita lalui. untuk apa aku membuang keping kenangan itu. Suatu hari nanti akupun akan sepertimu, kau pasti akan sangat mempercayainya cepat atau lambat akan ada seekor merpati yang membawaku terbang mengepakkan sayap untuk meraih RidhoNya. hanya saja waktu tak dapat di tebak dan dapat pula diminta untu menyegerakannya.
Biar saja angin yang membelai pipiku ini menjadi hasrat untuk membelai pipimu. Aku membayangkan betapa ramainya di ujung jalan rumah tak bertepi tempat kau dan orangtuamu singgah. akan ada dua keluarga yang bersatu, akan ada pak penghulu yang kan mengesahkanmu menjadi istri. akan ada banyak saksi yang menjadi bukti berlangsungnya pernikahan suci. jika kau menoleh kanan kirimu, tentu kau bukan mencariku. mana mungkin kau masih mengingatku, ingatanmu sedang sibuk dengan bayangan-bayangan masa depanmu nanti. tapi disini aku sibuk dengan jiwaku yang tak dapat menyaksikanmu berbahagia dan melukis senyum yang tergores di pipimu. Sebait doa untuk sepasang merpati, yang tak lain adalah sahabatku.
Label:
Goresan Hati
Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Rabbmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran qolam (pena). Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al ‘Alaq: 1-5).
**
“karena menulis adalah caraku untuk menyapa seseorang, maka aku ingin menyapa seseorang yang kelak akan menyempurnakan agamaku. Seseorang yang entah siapa dan dimana saat ini. Menulis juga sebuah doa. Kalau dengan berdoa kita dapat melukis pangeran surga, kenapa kita harus ragu untuk berdoa?”
(fitriana lestari)
**
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Menulis adalah obat segala kegelisahan yang menyelimuti hati
Ketika Zulaikha mengejar cinta Yusuf, semakin menjauh Yusuf darinya. Namun ketika Zulaikha mengejar cinta Allah, Allah datangkan Yusuf kepadanya.
No comments:
Post a Comment