Mentari di Ujung Senja




Kamu. Iya, kamu, tahukah kamu ketika pertama kali kita bertemu, semua aku anggap
biasa saja, dan mungkin aku bersikap acuh kepada wanita yang seharusnya dimuliakan. Itulah
aku, yang tak ingin terjebak oleh hati.

Kamu. Iya, kamu, tahukah kamu ketika kamu memberiku sebuah buku yang kau buat,
ku baca, ku coba mengerti, sampai aku tahu bahwa kamu adalah wanita yang mendambakan
laki-laki baik nan paham agama untuk menjadi imam kehidupanmu.

Kamu. Iya, kamu, sungguh kita mempunyai kesamaan dalam beberapa hal, cinta,
pendidikan, impian, dan rumah tangga. Kebetulan kah? mungkin, namun semua kuserahkan
kepada takdir-Nya.

Kamu. Iya, kamu, ketika percakapan yang kita bangun melului pesan udara, sedikit
membawaku lega, sebab kamu telah membawa angin agar aku tetap melanjutkan impianku,
yang juga itu adalah impian yang kamu ingini juga. Ya, penulis.

Kamu. Iya, kamu, melalui percakapan pesan kamu mulai mencurhakan banyak kisah
mengenai hidupmu, mulai dari keluarga, pekerjaan, hingga cinta. Sungguh, aku bersyukur
bisa mengenal wanita yang rela menjadi kepala rumah tangga, itulah kamu. Sungguh, aku
bersyukur mengenal wanita yang rela mengambil profesi menjaga anak demi kebaikan
keluarganya.

Namun, cinta, kamu memilih apa yang terbaik untuk kamu, seorang lelaki yang
paham agama yang juga pendakwah, sungguh mulia keinginanmu. Itulah kamu, dan tahukah
kamu, bahwa ketika engkau memutuskan hal tersebut kamu telah menjadi mentari yang
datang di penghujung senjaku. Memberi kecerahan berupa semangat yang mungkin itu hanya
sesaat, sebab cepat atau lambat kamu akan pergi bersama apa yang engkau dambakan.

Kini, aku dan kamu saling mengerti untuk apa kita saling bertukar pesan.
Tentang cinta….
Ada hati yang harus kau jaga.
Ada asa yang harus kau pertahankan.
Ada hati yang harus kau jaga.
Kelak, semoga engkau bersanding dengan dia yang memang selalu engkau sebut
namanya di akhir sujudmu.

No comments:

Post a Comment

Menulis adalah obat segala kegelisahan yang menyelimuti hati

Ketika Zulaikha mengejar cinta Yusuf, semakin menjauh Yusuf darinya. Namun ketika Zulaikha mengejar cinta Allah, Allah datangkan Yusuf kepadanya.